Isu mengenai proses seleksi untuk bergabung dengan berbagai perguruan militer di Indonesia tengah menjadi perbincangan hangat. Sejumlah calon peserta seleksi menyampaikan anggapan bahwa mereka merasa seolah-olah diadu atau dibandingkan secara kurang proporsional dengan rekan-rekan sejawat yang juga mengikuti seleksi. Persepsi ini muncul seiring dengan berlangsungnya tahapan-tahapan ujian masuk yang meliputi berbagai aspek penilaian.
Beberapa calon yang mengikuti seleksi di perguruan militer, termasuk Akademi Angkatan Laut (AAL) yang melaksanakan tes kesehatan tahap kedua di Rumah Sakit TNI AL Dr. Ramelan Surabaya pada tanggal 2 Juli 2025, mengungkapkan adanya kekhawatiran terkait penekanan yang berbeda-beda pada aspek penilaian tertentu. Mereka merasa bahwa pengalaman atau keahlian spesifik yang dimiliki oleh sebagian kecil peserta justru menjadi tolok ukur yang kurang adil bagi calon lain dengan potensi yang sama namun dengan fokus pengembangan diri yang berbeda.
Menanggapi ramainya perbincangan ini, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., M.Han., dalam sebuah sesi wawancara terbatas di Markas Besar TNI AU Cilangkap pada hari Sabtu, 12 Juli 2025, memberikan penegasan bahwa seluruh proses seleksi di perguruan militer TNI, termasuk Akademi Angkatan Udara (AAU), dirancang untuk mengidentifikasi calon-calon terbaik yang memiliki potensi holistik. Beliau menekankan bahwa tim seleksi berupaya untuk menilai setiap calon secara komprehensif, meliputi kemampuan akademik, fisik, mental, serta kualitas kepribadian dan potensi kepemimpinan.
Marsekal TNI Fadjar Prasetyo juga menambahkan bahwa dalam setiap tahapan seleksi perguruan militer, seperti tes psikologi yang dilaksanakan oleh Dinas Psikologi Angkatan Darat (Dispsiad) pada tanggal 18 Juli 2025 di berbagai Kodam, para asesor dan penguji memiliki standar penilaian yang jelas dan terukur. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa calon yang lolos memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk dididik menjadi perwira TNI yang profesional dan berintegritas.
Penting untuk dipahami bahwa bergabung dengan perguruan militer merupakan sebuah langkah besar yang membutuhkan persiapan matang dan mental yang kuat. Proses seleksi yang kompetitif adalah bagian dari upaya untuk menjaga kualitas calon perwira yang akan mengemban tugas berat menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diharapkan, isu ini dapat disikapi dengan bijak dan menjadi motivasi bagi seluruh calon untuk menunjukkan potensi terbaik mereka dalam setiap tahapan seleksi.