Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, TNI Angkatan Laut (TNI AL) memegang amanah krusial dalam menjaga keamanan dan menegakkan kedaulatan wilayah perairan Indonesia yang begitu luas. Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, TNI AL menjadi garda terdepan dalam melindungi kekayaan laut, jalur perdagangan vital, serta keutuhan wilayah maritim dari berbagai ancaman.
Kekuatan utama TNI AL bertumpu pada tiga pilar utama yang saling bersinergi. Pertama, armada kapal perang yang terdiri dari berbagai jenis kapal, mulai dari kapal perusak, fregat, korvet, kapal patroli, hingga kapal selam. Armada ini memiliki kemampuan proyeksi kekuatan, patroli, pengawasan, dan penegakan hukum di laut. Modernisasi armada kapal perang terus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tempur, daya tahan, dan integrasi sistem persenjataan yang lebih canggih.
Pilar kedua adalah pasukan marinir, yang merupakan kekuatan amfibi TNI AL. Marinir memiliki kemampuan untuk melaksanakan operasi pendaratan amfibi, operasi tempur darat, serta pengamanan pangkalan dan objek vital lainnya. Dengan mobilitas tinggi dan kemampuan tempur yang handal di berbagai medan, marinir menjadi elemen penting dalam menjaga keamanan wilayah pesisir dan pulau-pulau terluar Indonesia.
Pilar ketiga adalah penerbangan angkatan laut, yang menyediakan dukungan udara bagi operasi laut dan darat. Pesawat patroli maritim bertugas melakukan pengawasan wilayah perairan, mendeteksi aktivitas ilegal, dan memberikan informasi intelijen. Helikopter angkut dan serbu mendukung pergerakan pasukan marinir, evakuasi medis, serta misi pencarian dan penyelamatan (SAR) di laut.
TNI AL memiliki struktur organisasi yang terbagi dalam beberapa Komando Armada (Koarmada) yang bertanggung jawab atas wilayah perairan yang berbeda. Selain itu, terdapat juga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang bertugas melaksanakan angkutan laut militer, serta Korps Marinir (Kormar) dan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (Kodiklatal) yang fokus pada pembinaan personel dan doktrin. Dalam menjalankan tugasnya, TNI AL menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pelanggaran batas wilayah, illegal fishing, penyelundupan, hingga potensi ancaman keamanan maritim lainnya. Untuk mengatasi tantangan ini, TNI AL terus berupaya meningkatkan profesionalisme personel, memodernisasi alutsista, memperkuat kerjasama dengan instansi terkait dan negara sahabat, serta memanfaatkan teknologi maritim terkini.